Hallo guys... Kembali lagi ke edisi food recycling :)
Kali ini aku akan berbagi cerita tentang cara aku memanfaatkan pinggiran roti tawar (bread crust) yang ngga pernah mau dimakan oleh anak-anakku. Anak-anakku dan suamiku hampir selalu sarapan dengan roti tawar, dengan olesan margarin dan meses, atau margarin dan SKM, atau margarin dan meses dan keju... atau apa saja deh tergantung persediaan yang ada di lemari.
Duluuu... mungkin dua tahun yang lalu, mereka sarapan nasi dan hanya suamiku yang sarapan roti karena pagi hari perut tidak bisa diisi banyak-banyak, tetapi sarapan itu wajib. Eh, lama-lama mereka jadi ikut-ikutan sarapan roti juga. Tetapi mereka selalu minta agar aku memisahkan bagian pinggirannya. Ngga enak kata mereka.
Nah, sebagai ibu bijak nan hemat, ngga boleh dong sisa makanan yang masih bisa dimakan kaya gini dibuang-buang. Tetapi aku juga kadang ngga sanggup menghabiskan pinggiran roti doang, jadi aku taruh dalam plastik bersih dan simpan di freezer. Semakin lama semakin banyak.
Hingga suatu saat aku dapat hadiah pinggan kaca tahan panas dari kantor suami, dan dapat ide untuk bikin puding roti. Jujur, aku belum pernah lho bikin puding, jadi ini adalah percobaan pertamaku. Yang aku tahu, bahan utamanya adalah susu, telur dan roti. Oke lah, yuk eksekusi!
Chocolate Cheese Bread Crust Pudding
Bahan :
- Pinggiran roti, kira-kira dari 10-20 lembar roti (jujur aku ngga ngitung hehehe)- Air matang 200 mL
- Susu bubuk plain full cream 3 sendok makan penuh
- Gula pasir 3 sendok makan penuh
- Telur 1 butir
- Selai cokelat, aku pakai 4 batang Choki-choki
- Keju parut kira-kira setengah batang atau 90 gram, aku pakai keju cheddar
Alat:
- Pinggan tahan panas 715mL
- Panci kukusan
Cara membuat :
- Kocok susu bubuk, gula pasir dan telur dalam air matang, hingga larut merata
- Potong-potong pinggiran roti, susun di dasar pinggan
- Tuangkan campuran susu, tekan-tekan hingga terserap dalam roti.
- Beri cokelat, lapisi dengan roti lalu tuang campuran susu lagi, tekan-tekan
- Beri keju parut, lapisi dengan roti lalu tuang campuran susu, tekan-tekan
- Ulangi terus hingga pinggan penuh atau bahan habis
- Beri keju parut dan cokelat di lapisan paling atas
- Kukus selama kurang lebih 30 menit
- Angkat, dapat disajikan hangat atau dingin
Ini dia hasilnyaaa....
Bun: Gimana rasa puding Bunda, Ka? *Bunda butuh pengakuan
Iz : Ngga terlalu enak.
Bun : Oh... *tercekat, tak bisa berkata-kata, sedih, patah hati
Iz : Tapi aku suka banget!
Bun : Ohhh... *legaaaa
Note to myself:
- Takaran bahan yang aku kira-kira ini ternyata pas sekali dengan ukuran pinggan tahan panas yang aku punya, jika ukuran pinggan yang digunakan berbeda, tinggal sesuaikan saja takaran bahan-bahannya.
- Semalam sebelum mau buat puding, turunkan atau keluarkan dulu pinggiran roti dari freezer supaya tidak beku lagi dan lebih cepat menyerap campuran susu
- Aku pilih Choki-choki karena anak-anakku suka, dan kupikir mudah dituang seperti selai. Ternyata cukup padat dan jadinya seperti potongan-potongan cokelat. Lain kali mungkin batangan Choki-chokinya bisa direndam dulu di air hangat sekitar 10 menit saja supaya lebih cair dan mudah dikeluarkan.
- Panci kukusan aku model lama, jadi tidak ada lubang udaranya. Buka sedikit tutupnya selama pengukusan supaya uap air terbuang dan tidak mengumpul di pinggan, nanti bisa jadi super basah pudingnya.
- Kata Rina Susanti, puding akan matang dalam 20 menit saja. Periksa tingkat kematangan puding dengan menusuknya dengan tusuk gigi. Jika sudah tidak basah, berarti sudah matang. Thanks Rina untuk tipsnya!
- Setelah dingin, tutup hingga kedap udara dan simpan di kulkas. Kalau tidak kedap, puding akan mengeras dan tidak lembut lagi. Ini tips dari Rina juga.
- Cokelat dan keju dapat diganti dengan bahan-bahan lain. Aku ingin mencoba membuat puding asin, semodel schotel gitu kali yaaa.. dengan daging cincang, saus tomat dan saus sambal... yummm... :)
Aku tidak berhitung berapa kalori yang dihasilkan dari satu pinggan puding roti cokelat keju ini, yang jelas makanan ini banyak mengandung karbohidrat dari roti, gula dan cokelatnya. Jadi walaupun anak-anakku pun minta aku sering-sering bikin, aku tidak bisa karena tidak akan sehat untuk sering-sering dikonsumsi :)
Oh, ya. Mungkin ada yang penasaran, kenapa atuh ngga beli roti tawar kupas tanpa pinggiran saja kalau anak-anak tidak mau makan pinggiran roti? Karena roti tawar kupas lebih mahal dari roti tawar biasa hahahaha....
No comments:
Post a Comment