Orangtuaku tidak menyetujui hubungan kita. Aku tidak tahu kenapa, lebih tepatnya, aku tidak memahaminya. Apa salahmu? Aku ingin mereka menyukaimu, sungguh.
Papa bilang, kamu memberi pengaruh buruk kepadaku. Aku jadi emosional, gampang marah-marah. Mama bilang, kamu membuatku lupa makan, abai dengan kesehatanku sendiri bahkan sampai sulit tidur. Kurasa tidak. Aku hanya sangat suka menghabiskan waktu denganmu.
Mama bilang, kamu mengalihkan perhatianku dari kasih sayang Mama. Tapi memang kenyataannya, kamu yang paling mengerti aku. Kamu selalu ada saat kubutuhkan. Kamu membuatku tenang.
Mereka selalu membujukku bahkan melarangku menemuimu. Puncaknya, mereka memutuskan begitu saja hubungan kita. Mereka menutupimu. Aku sungguh tidak mengerti! Aku menangis, menjerit! Tapi mereka bergeming.
Papa dan Mama bilang, mereka tahu apa yang terbaik untukku. Apanya yang terbaik?! Tidakkah mereka lihat betapa nelangsanya aku karena kehilanganmu? Siang malam aku menangisimu, tapi mereka tidak peduli. Waktu akan membuatku melupakanmu, kata mereka. Aku meragukan itu.
Kau tahu, aku masih memiliki rasa kepadamu. Walau tertutupi, aku masih terus berusaha menjangkaumu. Tapi rasanya, kini semua tak seperti dulu lagi.
Maafkan aku, yang tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya seorang bayi, dan kau jempol tanganku.
***
#EmakBelajarNulis
Postingan No.2. Flash fiction 100-500 kata.
Berdasarkan blogpost Kisah Defai dan Jem: Persahabatan yang Tidak Direstui , tapi dibuat sedikit nge-twist. Bagaimana menurut pembaca sekalian? Ada twist-nya kah? (>_<)
No comments:
Post a Comment