"Bun, memangnya benar penjin hidup di salju?"
Aku yang sedang memotong wortel di dapur, menengok ke arah ruang tamu. "Apa, Defai? Apa yang hidup di salju?"
"Penjin!" jawab anak perempuanku sambil menunjuk ke layar laptop di depannya. Melihat aku mengerutkan kening dan menatapnya penuh tanya, dia mengulang jawabannya. "Penjin. Peng ... jin?" Nadanya semakin ragu-ragu. Lalu dia mulai cemberut.
Wah, pertanda buruk ... Aku menghampiri Defai, lalu menengok tontonan yang sedang dihadapinya. Film kartun tentang hewan lucu berwarna hitam putih yang hidup di kutub. Aku tersenyum lebar. "Ooo ... penguin."
"Iya, dari tadi kan Defai juga bilang peeen ... jiiin," omelnya dengan mata mendelik.
Aku meringis.
Di waktu lain, Defai menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Liriknya ... sedikit melenceng dari yang sebenarnya. Saat dikoreksi, dia bakal cemberut.
Adorable ....