Aku berhenti mengetik dan menoleh ke Defai yang berdiri di sebelah meja komputer. “Ada di atas,” jawabku sambil mengarahkan dagu ke tangga. Aku menyimpan barang-barang bekas yang sudah kubersihkan untuk dikirim ke Bank Sampah di gudang di lantai dua.
Defai mengangguk. Di tengah tangga, dia berseru lagi. “Ada tutupnya? Sama sedotan bekas?”
“Ada di atas juga!” Aku balas berseru sambil kembali mengetik.
Tak lama, putri kecilku yang berusia 7 tahun itu sudah berdiri di sampingku. “Sekarang Defai perlu lidi dan lem,” ucapnya serius.
Aku mengerutkan kening. “Ade mau bikin apa?”
“Mau bikin mobil-mobilan!” seru Defai penuh semangat. “Tadi Defai liat di YouTube! Bikinnya pakai ini aja!” Dia menyodorkan kedua tangan yang menggenggam botol bekas, sedotan serta tutup botol.
Aku mengucek rambut anakku. “Sapu lidi ada di kamar. Lem ada di laci. Cari aja, ya.” Aku kembali mengetik. Sebentar kemudian, Defai berteriak.
“Lemnya bukan yang ini, Bunda!”
Aku menyimpan ketikanku, lalu beranjak menghampiri putri semata wayangku itu.
“Defai butuh lem yang kayak pistol-pistolan ituuu,” sungutnya sambil mengerucutkan bibir.
“Lem tembak? Kalau pakai itu enggak boleh sendirian. Bahaya. Harus dibantu Ayah atau Bunda,” sahutku.
Akhirnya kami berdua duduk mengerjakan proyek mainan dari barang bekas ini. Melubangi botol, melubangi tutupnya, memasukkan lidi ke sedotan, menyelipkannya ke lubang pada botol, lalu voila! Jadilah mobil balap F1 … hahaha!
Aku tersenyum melihat Defai mendorong mainannya ke sana kemari. Senang melihatnya kreatif membuat sesuatu dari barang bekas.
Aku teringat pada tulisanku yang belum selesai di komputer. Aku sedang menulis tentang kreativitas juga, tepatnya tentang seorang pemuda kreatif bernama Muhammad Aripin, sampah, dan orang-orang yang terpinggirkan.
Apa hubungan ketiga hal tersebut?
Dimulai dari Muhammad Aripin. Dia adalah seorang pemuda kelahiran 27 Februari 1988 asal Banjarmasin yang menggagas inovasi pembelajaran berbasis proyek untuk berkarya nyata.
Muhammad Aripin, pendiri Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Apa itu pembelajaran berbasis proyek?
Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan pembelajaran dengan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik dibebaskan melakukan eksplorasi, merencanakan aktivitas belajar, merencanakan proyek yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk. M. Aripin mengenal baik metode pembelajaran ini bisa jadi dari pengalamannya mengajar selama kurang lebih lima tahun di sebuah SMK swasta di Banjarmasin.
Dari ide pembelajaran berbasis proyek ini kita melangkah ke karya nyata M. Aripin. Pada tahun 2015, dia membentuk Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar sebagai tempat orang-orang bisa belajar untuk berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis. Kenapa harus menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis? Agar ada peluang produk itu bisa dijual dan menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya dapat mengangkat perekonomian peserta didik Rumah Kreatif dan Pintar.
Baca juga: Menggali Inspirasi dari Joko Sulistyo Sang Penyalur Air Tanah Kapur.
M. Aripin memadukan kepedulian dan kreativitas dalam menjalankan Rumah Kreatif dan Pintar. Bagaimana bentuk kepeduliannya itu?
Yang pertama, di Rumah Kreatif dan Pintar dia menggunakan sampah sebagai bahan baku.
Sebagaimana kita tahu, sampah adalah salah satu sumber masalah lingkungan yang tak akan pernah ada habisnya, karena setiap saat manusia mengonsumsi sesuatu dan hasil konsumsi itu akan menghasilkan sampah. Untuk kebanyakan orang, sampah memang tidak ada guna dan harganya. Namun, di mata dan tangan seorang kreatif seperti M. Aripin, sampah adalah bahan baku yang bisa didaur ulang menjadi produk-produk bernilai ekonomi tinggi.
Sampah plastik didaur ulang menjadi tas aneka gaya. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Drum bekas disulap menjadi meja kursi. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Bentuk kepedulian lain yang ditunjukkan oleh M. Aripin adalah dengan mengajak orang-orang yang selama ini dianggap sebagai warga masyarakat yang terpinggirkan, untuk berkarya di Rumah Kreatif dan Pintar. Siapa saja mereka? Mereka adalah anak-anak dari keluarga prasejahtera, anak-anak yang tinggal di panti asuhan, penyandang disabilitas, korban napza hingga mantan narapidana.
M. Aripin bahkan sering keluar masuk penjara. Ya, karena dia terus mencari narapidana yang sudah dibebaskan secara bersyarat, yang mau dididik dan diberi kesempatan untuk bisa mandiri lewat proses belajar di Rumah Kreatif dan Pintar.
Bimbingan teknis untuk Anak yang Berhadapan dengan Hukum dan warga Balai Pemasyarakatan. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Kegiatan pendampingan untuk klien dewasa dari Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Banjarmasin tentang teknik dasar pengelasan. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Alat cuci tangan sistem injak yang dibuat oleh Anak yang Berhadapan dengan Hukum, dari pembelajaran bengkel las. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Sulit dipungkiri bahwa masih ada stigma yang beredar di masyarakat kita tentang kaum marjinal ini. Di luar sana, mereka lebih sulit mendapatkan pekerjaan, bahkan mungkin keberadaannya sendiri dipandang sebelah mata. Yang memiliki keterbatasan secara fisik, dianggap terbatas pula kemampuannya dalam bekerja. Yang pernah melakukan kesalahan akan selamanya dianggap bersalah, padahal dia sudah membayar kesalahannya di penjara. Karena stigma-stigma inilah mereka kesulitan untuk bisa berdikari secara ekonomi. Ujung-ujungnya mereka menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat sekitar, padahal kita sendiri yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada mereka.
M. Aripin dengan semangat kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi, hadir bagai seorang pemberi kesempatan kedua bagi kaum marjinal ini untuk memulai hidup baru. Dia dan Rumah Kreatif dan Pintar adalah yang dibutuhkan oleh kaum yang terpinggirkan ini, sebagai tempat untuk mendapatkan bimbingan. Tak heran, dia menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards di tahun 2016. Penghargaan ini diberikan oleh PT Astra International Tbk. sebagai wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitar di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Kreativitas adalah andalan M. Aripin dalam mengembangkan yayasannya. Kreativitas atau daya cipta adalah proses mental yang melibatkan timbulnya gagasan, ide atau gubahan baru, atau koneksi-koneksi baru dari konsep-konsep yang telah ada. Memang konon, tidak ada hal baru lagi di bawah sinar matahari yang sama. Nothing new under the sun. Namun tetap saja, ada hal-hal tertentu dalam pikiran seseorang yang mampu membuat hal-hal yang sama itu menjadi sesuatu yang baru.
Kreativitas membuat seseorang mampu berinovasi. Di zaman sekarang yang serba cepat ini, inovasi adalah harga mati jika suatu usaha mau berkembang. Hal lainnya yang setara dengan itu adalah masalah kualitas. Kedua hal ini dimiliki oleh Rumah Kreatif dan Pintar di bawah arahan M. Aripin.
Baca juga: Akhmad Sobirin Ekspor Gula Semut Ke Mancanegara, Kok Bisa?
Selain berkreasi dengan barang bekas, M. Aripin juga mengembangkan usaha berbasis budaya setempat yaitu sasirangan dan anyaman purun, yang merupakan kreasi khas adat Banjarmasin.
Kain sasirangan adalah kain dengan motif khas yang merupakan kain adat khas suku Banjar di Kalimantan Selatan. Anyaman purun sendiri adalah kerajinan khas dari provinsi yang sama. Anyaman purun menggunakan bahan baku purun, yaitu sejenis rumput panjang yang tumbuh di sekitar sungai atau lahan gambut.
Berbekal kekhasan, kreativitas untuk mencipta, dan sumber daya yang terlatih, Rumah Kreatif dan Pintar mampu menghasilkan produk berkualitas yang memikat hati bukan hanya pasar lokal tetapi juga wisatawan mancanegara.
Konsumen luar negeri juga menyukai produk Rumah Kreatif dan Pintar. Sumber gambar: IG @rumahkreatifdanpintar74. |
Yang dilakukan oleh M. Aripin memang sesuai dengan semangat SATU Indonesia Awards, yaitu memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar, terutama kaum marjinal yang selama ini kurang mendapat perhatian dan dukungan yang semestinya. M. Aripin dengan kepedulian dan rasa sosial yang tinggi tanpa ragu maju terus menghadapi segala rintangan yang ada, optimis menyambut masa depan. Semoga semangat kreativitas berbalut kepedulian pemuda dari Banjarmasin ini bisa menyebar dan menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia lainnya, kini dan di masa yang akan datang, aamiin yra.
***
#MuhammadAripin #WirausahawanKreatif
#RumahKreatifdanPintar #Daurulangsampah #Sasirangan #Anyamanpurun
#SATUIndonesiaAwards2016 #Astra #KitaSATUIndonesia #AnugerahPewartaAstra2023 #SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia
Daftar
Pustaka:
Muhammad Aripin. 2016. Wirausahawan kreatif. Diakses 30
Oktober 2023 dari https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/wirausahawan-kreatif/
NA. 2023. Kick Andy Heroes 2023: Muhammad Aripin, Penggagas
Rumah Kreatif dan Pintar https://www.metrotvnews.com/play/bVDCOX4e-kick-andy-heroes-2023-muhammad-aripin-penggagas-rumah-kreatif-dan-pintar
instagram.com/rumahkreatifdanpintar74
Dan
sumber-sumber lainnya.
No comments:
Post a Comment