Hantu Dengue
Demam berdarah dengue atau DBD bagai hantu menakutkan bagi
keluargaku. Tiga dari lima anggota keluargaku sudah pernah mengalami DBD. Pengalaman
pertama dengan DBD dialami Faza anak pertamaku, saat dia baru berusia sembilan
bulan. Patah hatiku dulu setiap kali mendengar dia menangis ngeri melihat
suster mendekat untuk mengambil darah dari ujung-ujung jari kecilnya.
Aku mendapatkan ‘kesempatan’ untuk merasai penyakit ini saat
baru melahirkan anak kedua. Demam tinggi, nyeri persendian dan sakit kepala hebat
tidak bisa hilang dengan obat warung. Sambil menggendong bayi Izzan, aku
diperiksa di IGD. Vonisnya … demam berdarah. Karena masih menyusui Izzan, aku
menawar untuk rawat jalan. Dokter mengizinkan dengan catatan aku harus mau
bolak balik setiap hari untuk mengetahui penurunan jumlah trombosit. Alhamdulillah
setiap sore aku ke dokter untuk cek darah dan di hari ketiga diberi tahu bahwa
trombo-ku sudah cenderung meningkat. Aku terbebas dari rawat inap.