Berkenalan dengan Gaharu
Siapa kenal pohon gaharu? Aku tidak. Betapa kudetnya aku ya,
tidak kenal spesies yang ternyata seterkenal itu di dunia. Benar-benar
terkenal.
Kenapa dia bisa terkenal? Yuk, simak keunikan dan
keistimewaan si pohon harum mewangi ini.
Maharani dan gaharu. Sumber: mongabay.co.id. |
Jadi di dunia ini terdapat sekitar 17 spesies pohon gaharu yang termasuk dalam genus Aquilaria dan Gyrinops. Spesies-spesies ini tersebar di wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Cina. Jadi pohon ini tuh khas dataran Asia, ya.
Beberapa spesies gaharu istimewa karena memiliki kualitas
resin yang tinggi dan nilai yang sangat mahal. Aquilaria malaccensis
adalah salah satu spesies paling terkenal,
karena resinnya yang sangat berharga di pasar internasional.
Ada pula Aquilaria crassna dari Kamboja dan Vietnam yang
istimewa karena produksi resinnya yang halus dan wangi.
Indonesia—kita patut berbangga—memiliki spesies dua jenis
gaharu yaitu Acularia Sp yang tumbuh di Kalimantan dan Gyrinops
versteegii yang memiliki resin berkualitas tinggi dan menjadi incaran para
pengumpul gaharu. Gyrinops versteegii tumbuh di beberapa daerah di
Indonesia wilayah timur seperti Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.
Baca juga: PAPUA HEI! Wujud Kasih Ratna Mengajar dengan Hati
Gubal Gaharu
Gubal gaharu adalah bagian kayu berwarna hitam dari pohon
gaharu yang beraroma kuat. Gubal ada sebelah dalam kambium dan berfungsi menyalurkan
cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Gubal terbentuk sebagai respons
infeksi oleh perlakuan fisik, fungi, ataupun serangga, baik secara alami maupun
diinduksi dengan sengaja, sehingga fitoaleksin terbentuk sebagai pertahanan
diri tumbuhan
Gubal gaharu menjadi wangi karena ada senyawa aromatik
kompleks yang terbentuk saat pohon mengalami luka. Proses biologis ini memicu
pohon untuk memproduksi resin beraroma khas. Bagian gaharu inilah yang
digunakan dalam parfum, dupa, dan produk spiritual.
Gubal ini aromanya yang lebih kuat dibanding kayu gaharu itu
sendiri. Harga gubal dari gaharu super yang ada di pasaran mencapai nilai
ratusan juta per pohon, sedangkan untuk kayu dari pohon gaharu itu sendiri
bernilai sedikit lebih rendah.
Gubal gaharu. Sumber: orami.co,id. |
Keharuman resin Gyrinops versteegii digambarkan sebagai aroma yang lembut, hangat, dan eksotis. Wanginya memiliki sentuhan kayu, manis, dan sedikit rempah yang memberikan kesan mewah dan menenangkan. Parfum dari resin ini juga istimewa karena keharumannya yang tahan lama dan kompleks.
Beragam parfum gaharu. Sumber: dari beragam sumber. |
Selain digunakan untuk parfum, pohon gaharu juga memiliki banyak manfaat. Ekstrak daunnya memiliki kemampuan melawan infeksi bakteri dan mengandung bahan anti oksidan yang dapat melawan radikal bebas. Sebagaimana kita tahu, radikal bebas adalah salah satu penyebab penyakit kanker. Mengonsumsi teh herbal daun, akar, kulit atau buah gaharu juga dapat menangkal berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit asam urat, ginjal, sakit kepala dan masih banyak lagi.
Jadi tidak aneh jika kemudian manfaat-manfaat yang sangat
banyak ini menyebabkan gaharu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ditambah
dengan terbatasnya lahan pertumbuhan gaharu Gyrinops versteegii menambah
kelangkaan dan harga jualnya.
Malapetaka Gaharu
Beragamnya manfaat gaharu membuat pohon ini banyak dicari. Karena
yang tersedia di hutan adalah gaharu liar, dan banyaknya permintaan tidak
sebanding dengan ketersediaan di hutan, maka gaharu pun semakin langka hingga
terancam punah.
Baca juga: Mila Rahmi: Mereguk Manisnya Sehat bersama Gula Semut Gelora Minangkabau
Maharani sang Penyelamat Gaharu
Adalah Maharani, seorang pria visioner, mengajak para petani
di Nusa Tenggara Barat untuk membudidayakan gaharu.
Maharani dan cairan hasil pengembangbiakan jamur dari akar gaharu. Sumber: mongabay.co.id. |
Pria bertitel doktor pertanian terjun ke dunia gaharu saat mendampingi dosennya melakukan penelitian budi daya gaharu. Keberhasilan penelitian ini memoncerkan nama sang dosen dan Maharani ikut kecipratan. Mereka diundang ke negara tetangga untuk memberikan seminar tentang budi daya tanaman yang dijuluki emas hijau saking tingginya nilai jualnya di pasaran.
Infeksi yang memicu produksi resin gaharu disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme, terutama jenis jamur seperti Fusarium, Aspergillus,
dan Penicillium. Jamur ini menyerang jaringan pohon gaharu saat terluka,
memicu respons pertahanan dari pohon yang menghasilkan resin beraroma khas.
Proses alami ini bisa berlangsung bertahun-tahun hingga resin siap dipanen.
Maharani terus mendalami soal budi daya gaharu ini. Dari
yang dulunya mendampingi petani kopi dan kakao saat pendidikan master dan
doktor, kini dia mendampingi para petani di seluruh Indonesia untuk bertanam
gaharu.
Terutama di tanah asal gaharu yaitu Nusa Tenggara, Maharani
justru harus bekerja keras meyakinkan para petani untuk mau bertanam gaharu.
Ini karena ada keyakinan dalam benak para petani bahwa gubal gaharu terbentuk
karena hal mistis.
Maharani meyakinkan para petani dengan membawa gelondongan
gubal yang bernilai tinggi. Satu kilo gubal kualitas standar berharga 5-10 juta
rupiah, sementara gubal kualitas super dapat dihargai hingga puluhan juta per
kilonya. Ini lah yang ternyata mampu menggugah para petani untuk mulai bertanam
gaharu.
Maharani juga membujuk para pemuda untuk mau menjadi petani
gaharu. Ada banyak sentimen yang beredar di kalangan pemuda bahwa bertani itu
tidak keren dan identik dengan kemiskinan. Namun, tidak demikian setelah mereka
berkenalan dengan gaharu.
Di balik faktor ekonomi, Maharani sebenarnya memiliki tujuan
lain dengan mengajak para petani dan pemuda bertanam gaharu, yaitu melestarikan
dan melindungi lingkungan. Ini karena Maharani meyakinkan para petani dan
pemuda bahwa gaharu itu akan tumbuh lebih baik di lahan tandus dan terlantar. Kualitas
gubal yang dihasilkan akan jauh lebih baik. Dengan demikian misi Maharani untuk
melakukan penghijauan lahan tandus ikut terselesaikan dengan cara pembudidayaan
pohon gaharu ini.
Maharani meraih apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun
2014. Dalam program ini, ia diakui atas usahanya dalam membudidayakan pohon
gaharu dan membantu para petani di Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Upaya
Maharani dalam mengedukasi petani dan pemuda mengenai teknik budidaya dan
pemeliharaan gaharu sangat diapresiasi, menjadikannya sosok inspiratif bagi
masyarakat sekitarnya.
Maharani berharap bersama petani lokal untuk berkarya secara
berkelanjutan dalam budidaya pohon gaharu. Dengan menekankan nilai ekonomi
gaharu, ia mendorong petani meningkatkan pendapatan mereka sekaligus mendukung
pelestarian lingkungan. Upaya ini menunjukkan bahwa pertanian yang ramah
lingkungan dapat memberikan manfaat ekonomi dan keberlanjutan bagi komunitas.
Sumber:
https://www.rri.co.id/lain-lain/701894/mengenal-kayu-gaharu-dan-manfaatnya diakses 24 Oktober 2024.
https://www.mongabay.co.id/2020/01/07/petani-muda-lombok-ini-pulihkan-lahan-dengan-gaharu-dan-buah-buahan/ diakses 24 Oktober 2024.
https://www.orami.co.id/magazine/manfaat-pohon-gaharu diakses 24 Oktober 2024.
https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2024/assets/files/2024/List-Penerima-Apresiasi-SATU-Indonesia-Awards-2010-2023.pdf diakses 24 Oktober 2024.
No comments:
Post a Comment