Tuesday, October 22, 2024

Mangrove dan Qorry Oktaviani: Dua Sejoli Lestarikan Bumi


Mangrove dan Qorry Oktaviani: Dua Sejoli Lestarikan Bumi

Mangrove, yang Terlupakan

Mangrove seringkali diabaikan karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya ekosistem ini. Banyak yang melihatnya sebagai hutan berlumpur yang tidak memiliki nilai ekonomi langsung, sehingga sering dialihkan untuk pembangunan pesisir, seperti tambak, pemukiman, atau pariwisata. Selain itu, pengetahuan tentang fungsi mangrove dalam mencegah erosi pantai, menyerap emisi karbon, dan menjadi habitat bagi beragam spesies masih terbatas di kalangan masyarakat umum dan pembuat kebijakan.

Kebijakan konservasi seringkali lebih memprioritaskan hutan hujan atau terumbu karang, padahal mangrove juga merupakan penyerap karbon yang efektif dan berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Mangrove, yang Kembali

Kesadaran akan pentingnya mangrove bagi ekosistem dan keselamatan lingkungan mulai meningkat pada akhir abad ke-20. Pada tahun 1980-an, para ilmuwan dan konservasionis mulai mengkaji lebih dalam fungsi mangrove dalam melindungi garis pantai, mencegah erosi, dan mendukung keanekaragaman hayati.

Qorry Oktaviani menanam benih mangrove.
Sumber: IG @qorryoktaviani03

Studi mengenai kemampuan mangrove dalam menyerap emisi karbon dan berperan sebagai penyangga alami terhadap badai serta tsunami semakin menyoroti pentingnya ekosistem ini. Tragedi tsunami 2004 di Asia Tenggara juga mempercepat kesadaran global tentang fungsi perlindungan mangrove.

Pada dekade 2000-an, inisiatif konservasi dan restorasi mangrove mulai diprioritaskan sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan pesisir.

Baca juga: Mila Rahmi: Mereguk Manisnya Sehat Bersama Gula Semut Gelora Minangkabau

Mangrove, yang Menjaga

Mangrove melindungi garis pantai dengan akar kuatnya yang menahan sedimen, sehingga mencegah erosi. Saat gelombang besar atau badai datang, akar dan struktur vegetasinya memperlambat dan menyerap energi gelombang, mengurangi dampaknya. Ini menciptakan penyangga alami yang melindungi daratan dan pemukiman pesisir.

Mangrove, yang Menghidupi

Ekosistem mangrove menjadi habitat bagi berbagai makhluk laut bernilai ekonomi tinggi, seperti kepiting bakau, udang, dan ikan. Spesies ini memanfaatkan akar mangrove untuk berlindung dan berkembang biak. Banyak nelayan bergantung pada ekosistem ini, karena mangrove menyediakan sumber daya perikanan berkelanjutan bagi komunitas pesisir.

Hutan mangrove sungguh penuh manfaat.
Sumber: IG @qorryoktaviani03

Baca juga: Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry: Menghias Generasi, Mengungkap Makna Keindahan Tradisi

Qorry Oktaviani, sang Pecinta Mangrove

Qorry Oktaviani adalah lulusan Biologi dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.  Selama masa studinya, ia pernah melakukan kegiatan lapangan yang memantik ketertarikannya terhadap ekosistem mangrove.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Qorry bekerja di KKI WARSI Jambi sebagai fasilitator. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. Pekerjaannya memberinya kesempatan memperdalam minatnya pada mangrove. Latar belakang pendidikannya sangat membantu untuk memahami dan pada akhirnya mencintai mangrove sebagai bagian dari keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan pesisir.

Mangrove membawa Qorry bertualang ke dalam dunianya lebih jauh lagi, terutama dalam hal pelestarian dan fungsinya dalam ekosistem pantai. Dalam petualangannya ini, Qorry sering berinteraksi dengan masyarakat pesisir Kawasan mangrove di Pangkal Babu, Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Qorry membantu mereka dalam memahami pentingnya kelestarian mangrove serta penerapan praktik konservasi yang berkelanjutan.

Qorry dan masyarakat menjaga mangrove.
Sumber: IG @qorryoktaviani03.

Qorry dan Mangrove, Dua Sejoli

Sejak KKI WARSI, Qorry dan Mangrove bagai tak terpisahkan. Dan bagai seseorang yang  mencintai, Qorry selalu berusaha menjaga dan memelihara Mangrove. Sebagai balasan, Mangrove membuka diri dan memberikan rahasia kebermanfaatanya.

Saat kita mencintai sesuatu, tentu kita ingin cinta itu selalu ada. Demikian juga Qorry yang ingin Mangrove selalu lestari. Dia mempelajari rahasia Mangrove dan memahami, bahwa satu-satunya cara agar lebih banyak yang mencintai Mangrove dan menjaga Mangrove tetap ada adalah dengan menyebarkan manfaat kepada masyarakat di sekitar ekosistem Mangrove.

Memang masyarakat sekitar sudah banyak yang memanfaatkan mangrove sebagai lahan tambak udang, perkebunan dan kayu mangrove untuk dijadikan bahan bangunan. Namun, Qorry dan kreativitasnya melihat lebih jauh.

Udang di-up grade menjadi kerupuk udang yang terbukti juga meningkatkan pendapatan warga. Kulit bakau dan buah pidada—dua jenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan mangrove—ternyata dapat digunakan sebagai pewarna alami.

Inilah yang mendorong dibentuknya Komunitas Batik Pangkal Babu di tahun 2020. Qorry bersama kaum ibu setempat memperkenalkan konsep ‘Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik’.

Qorry dan ibu-ibu Pangkal Babu membatik mangrove.
Sumber: jambione.com.

Qorry dan Mangrove, Bertumbuh Bersama

Kelompok Batik Mangrove telah terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.17 motif batik yang terus dikembangkan membuat batik Mangrove dikenal luas di berbagai event lokal dan nasional.

Hal ini tak bisa dipungkiri menjadi salah satu sebab mencuatnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, terutama Wisata Mangrove Pangkal Babu selama tahun 2023. Di tahun inilah terjadi lonjakan kunjungan wisatawan domestik yang datang tentu untuk menikmati keindahan Kawasan mangrove, juga kecantikan Batik Mangrove.

Wisata hutan mangrove Pangkal Babu.
Sumber: IG @qorryoktaviani.

Potensi wisata ini jelas akan mendongkrak pula perekonomian masyarakat sekitar. Hal yang pada akhirnya akan menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga mangrove, sumber mata pencaharian mereka.

Qorry dan Mangrove, Lestari demi Bumi

Apresiasi datang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Bukan hanya menawarkan pemandangan indah, Wisata Mangrove Pangkal Babu juga membantu menjaga kelestarian lingkungan dengan menekan emisi karbon dan menyerap polusi logam berbahaya dari kawasan perairan.

Kerja keras Qorry Oktaviani mewujudkan cintanya pada mangrove telah banyak membuahkan hasil manis. Di tahun 2023, Astra memberikan apresiasi SATU Indonesia Award 2023 kategori individu di bidang UMKM/Kewirausahaan untuk kegiatannya yaitu Konservasi Mangrove dalam selembar batik di Provinsi Jambi.

Pada akhirnya, sebenarnya kisah kesuksesan Qorry diharapkan tidak berhenti di Jambi. Kerja keras dan kreativitasnya diharapkan terus menyebar, melampaui batas, menginspirasi semua anak bangsa di mana pun berada, bahwa dengan berkarya bersama, kita bisa berkelanjutan membangun masa depan SATU Indonesia yang lebih baik.

 

Sumber:

https://www.jambione.com/features/1365158903/kisah-qorry-oktaviani-menghidupkan-konservasi-mangrove-dalam-selembar-batik

https://wespeakup.org/qorry/

instagram.com://qorryoktaviani03

 

No comments:

Post a Comment