Mangrove dan Qorry Oktaviani: Dua Sejoli Lestarikan Bumi
Mangrove, yang Terlupakan
Mangrove seringkali diabaikan karena kurangnya pemahaman
tentang pentingnya ekosistem ini. Banyak yang melihatnya sebagai hutan
berlumpur yang tidak memiliki nilai ekonomi langsung, sehingga sering dialihkan
untuk pembangunan pesisir, seperti tambak, pemukiman, atau pariwisata. Selain
itu, pengetahuan tentang fungsi mangrove dalam mencegah erosi pantai, menyerap
emisi karbon, dan menjadi habitat bagi beragam spesies masih terbatas di
kalangan masyarakat umum dan pembuat kebijakan.
Kebijakan konservasi seringkali lebih memprioritaskan hutan hujan atau terumbu karang, padahal mangrove juga merupakan penyerap karbon yang efektif dan berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Mangrove, yang Kembali
Kesadaran akan pentingnya mangrove bagi ekosistem dan
keselamatan lingkungan mulai meningkat pada akhir abad ke-20. Pada tahun
1980-an, para ilmuwan dan konservasionis mulai mengkaji lebih dalam fungsi
mangrove dalam melindungi garis pantai, mencegah erosi, dan mendukung
keanekaragaman hayati.
Qorry Oktaviani menanam benih mangrove. Sumber: IG @qorryoktaviani03 |
Studi mengenai kemampuan mangrove dalam menyerap emisi karbon dan berperan sebagai penyangga alami terhadap badai serta tsunami semakin menyoroti pentingnya ekosistem ini. Tragedi tsunami 2004 di Asia Tenggara juga mempercepat kesadaran global tentang fungsi perlindungan mangrove.
Pada dekade 2000-an, inisiatif konservasi dan restorasi
mangrove mulai diprioritaskan sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan
iklim dan perlindungan lingkungan pesisir.
Baca juga: Mila Rahmi: Mereguk Manisnya Sehat Bersama Gula Semut Gelora Minangkabau
Mangrove, yang Menjaga
Mangrove melindungi garis pantai dengan akar kuatnya yang
menahan sedimen, sehingga mencegah erosi. Saat gelombang besar atau badai
datang, akar dan struktur vegetasinya memperlambat dan menyerap energi
gelombang, mengurangi dampaknya. Ini menciptakan penyangga alami yang
melindungi daratan dan pemukiman pesisir.
Mangrove, yang Menghidupi
Ekosistem mangrove menjadi habitat bagi berbagai makhluk
laut bernilai ekonomi tinggi, seperti kepiting bakau, udang, dan ikan. Spesies
ini memanfaatkan akar mangrove untuk berlindung dan berkembang biak. Banyak
nelayan bergantung pada ekosistem ini, karena mangrove menyediakan sumber daya
perikanan berkelanjutan bagi komunitas pesisir.
Hutan mangrove sungguh penuh manfaat. Sumber: IG @qorryoktaviani03 |
Baca juga: Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry: Menghias Generasi, Mengungkap Makna Keindahan Tradisi
Qorry Oktaviani, sang Pecinta Mangrove
Qorry Oktaviani adalah lulusan Biologi dari Universitas
Andalas, Padang, Sumatera Barat. Selama
masa studinya, ia pernah melakukan kegiatan lapangan yang memantik ketertarikannya
terhadap ekosistem mangrove.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Qorry bekerja di KKI
WARSI Jambi sebagai fasilitator. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. Pekerjaannya
memberinya kesempatan memperdalam minatnya pada mangrove. Latar belakang
pendidikannya sangat membantu untuk memahami dan pada akhirnya mencintai
mangrove sebagai bagian dari keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan
pesisir.
Mangrove membawa Qorry bertualang ke dalam dunianya lebih
jauh lagi, terutama dalam hal pelestarian dan fungsinya dalam ekosistem pantai.
Dalam petualangannya ini, Qorry sering berinteraksi dengan masyarakat pesisir Kawasan
mangrove di Pangkal Babu, Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi
Jambi. Qorry membantu mereka dalam memahami pentingnya kelestarian mangrove
serta penerapan praktik konservasi yang berkelanjutan.
Qorry dan masyarakat menjaga mangrove. Sumber: IG @qorryoktaviani03. |
Qorry dan Mangrove, Dua Sejoli
Sejak KKI WARSI, Qorry dan Mangrove bagai tak terpisahkan. Dan
bagai seseorang yang mencintai, Qorry selalu
berusaha menjaga dan memelihara Mangrove. Sebagai balasan, Mangrove membuka
diri dan memberikan rahasia kebermanfaatanya.
Saat kita mencintai sesuatu, tentu kita ingin cinta itu
selalu ada. Demikian juga Qorry yang ingin Mangrove selalu lestari. Dia
mempelajari rahasia Mangrove dan memahami, bahwa satu-satunya cara agar lebih
banyak yang mencintai Mangrove dan menjaga Mangrove tetap ada adalah dengan
menyebarkan manfaat kepada masyarakat di sekitar ekosistem Mangrove.
Memang masyarakat sekitar sudah banyak yang memanfaatkan mangrove
sebagai lahan tambak udang, perkebunan dan kayu mangrove untuk dijadikan bahan
bangunan. Namun, Qorry dan kreativitasnya melihat lebih jauh.
Udang di-up grade menjadi kerupuk udang yang terbukti juga
meningkatkan pendapatan warga. Kulit bakau dan buah pidada—dua jenis tumbuhan
yang tumbuh di kawasan mangrove—ternyata dapat digunakan sebagai pewarna alami.
Inilah yang mendorong dibentuknya Komunitas Batik Pangkal
Babu di tahun 2020. Qorry bersama kaum ibu setempat memperkenalkan konsep ‘Konservasi
Mangrove dalam Selembar Batik’.
Qorry dan ibu-ibu Pangkal Babu membatik mangrove. Sumber: jambione.com. |
Qorry dan Mangrove, Bertumbuh Bersama
Kelompok Batik Mangrove telah terdaftar di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.17 motif batik yang terus dikembangkan
membuat batik Mangrove dikenal luas di berbagai event lokal dan nasional.
Hal ini tak bisa dipungkiri menjadi salah satu sebab
mencuatnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, terutama Wisata Mangrove Pangkal Babu
selama tahun 2023. Di tahun inilah terjadi lonjakan kunjungan wisatawan domestik
yang datang tentu untuk menikmati keindahan Kawasan mangrove, juga kecantikan Batik
Mangrove.
Wisata hutan mangrove Pangkal Babu. Sumber: IG @qorryoktaviani. |
Potensi wisata ini jelas akan mendongkrak pula perekonomian masyarakat sekitar. Hal yang pada akhirnya akan menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga mangrove, sumber mata pencaharian mereka.
Qorry dan Mangrove, Lestari demi Bumi
Apresiasi datang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sandiaga Uno. Bukan hanya menawarkan pemandangan indah, Wisata Mangrove Pangkal
Babu juga membantu menjaga kelestarian lingkungan dengan menekan emisi karbon
dan menyerap polusi logam berbahaya dari kawasan perairan.
Kerja keras Qorry Oktaviani mewujudkan cintanya pada
mangrove telah banyak membuahkan hasil manis. Di tahun 2023, Astra memberikan
apresiasi SATU Indonesia Award 2023 kategori individu di bidang UMKM/Kewirausahaan
untuk kegiatannya yaitu Konservasi Mangrove dalam selembar batik di
Provinsi Jambi.
Pada akhirnya, sebenarnya kisah kesuksesan Qorry diharapkan tidak
berhenti di Jambi. Kerja keras dan kreativitasnya diharapkan terus menyebar, melampaui batas,
menginspirasi semua anak bangsa di mana pun berada, bahwa dengan berkarya bersama,
kita bisa berkelanjutan membangun masa depan SATU Indonesia yang lebih baik.
Sumber:
https://www.jambione.com/features/1365158903/kisah-qorry-oktaviani-menghidupkan-konservasi-mangrove-dalam-selembar-batik
https://wespeakup.org/qorry/
instagram.com://qorryoktaviani03
No comments:
Post a Comment