Saturday, October 19, 2024

Mila Rahmi: Mereguk Manisnya Sehat bersama Gula Semut Gelora Minangkabau


Mila Rahmi: Mereguk Manisnya Sehat bersama Gula Semut Gelora Minangkabau


Jangan Banyak Alasan, Yuk Jualan!

Ketimbang pinjaman online, mending jualan online. Tul? 😋
“Tapi saya nggak pinter jualan.” Makanya belajar. beradaptasi. berkomunitas.
“Tapi saya nggak punya modal.” Modal puluhan dan ratusan ribu bisa koq.. Pasti punya kan?
“Tapi saya ini malu kalau jualan.” Jualan, malu. Ngutang kok nggak malu?
“Tapi saya nggak pinter ngomong.” Giliran ngutang, kok lancar ngomongnya?
Hei! Stop ngutang! Stop minjem! Apalagi sampai pinjaman online!
😤
Menurut saya, tingginya bunga pada pinjaman online benar-benar mencekik leher. Belum lagi teror yang mereka lakukan kepada mereka yang menunggak. Jelas, pinjol memang bikin benjol. Hindari deh, sekalipun jangan pernah disenggol.
“Kalau nggak ngutang, mana kebeli?”
“Ngutang bikin semangat bekerja!”
Duh, ini pola pikir yang keliru!
Apalagi utangnya riba, ampun dah!
RIBA = Rusak Iman, Bisnis Ambyar!
Mending jualan aja. Bukankah Al-Quran menganjurkan begitu? Jualan. Untung kecil pun nggak masalah. Terkait jualan, Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf pernah mengeluarkan statement mirip-mirip yang bunyinya, “Aku menghargai untung walaupun sedikit.”
Yup, jumlah bukan yang utama. Bagi mereka, rasa syukur dan ridha Allah, itu lebih utama.
Jualan bisa bikin dapur ngebul.
Jualan bisa nyukupin biaya hidup.
Tapi nggak bisa nyukupin GAYA HIDUP.
Sekali lagi, stop ngutang, start jualan!


Satu caption di IG @gelora_minangkabau yang sungguh menohok. Siapa yang punya akun keren ini, sih?

Dia menampar kita semua (aku lebih spesifiknya) dengan kenyataan yang ada di masyarakat saat ini.

Masyarakat yang banyak terlilit utang online dan amit-amit, lebih parah lagi judi online. Semua demi apa? Demi cuan yang ingin didapat dengan cara cepat. Namun, kalau ditawari opsi lain yang lebih baik, kebanyakan ngeles dengan berbagai alasan. Alasan utamanya siih, tentu karena malas untuk bekerja keras.

Ada satu quote lagi kurasa bagus: Ketika kesempatan tidak mengetuk (pintu)mu, buatlah sebuah pintu (untukmu) sendiri.

Sebuah quote yang membuatku merenung. Kurasa, bolehlah kuartikan sebagai berikut: jangan menunggu kesempatan datang kepada kita, tapi ciptakan kesempatan itu. Lihat dan cari ke sekeliling kita, apa yang bisa kita lakukan? Apa yang bisa kita perbuat untuk menjadikan diri kita berkarya dan bermanfaat bagi orang lain?

Mila Rahmi, sang pemilik akun @gelora_minangkabau, memang sudah sangat memahami arti kesempatan dan memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Dia adalah seorang entrepreneur serba bisa. Salah satu produk andalannya yaitu gula semut dengan merek Gelora Minangkabau, membuatnya meraih apresiasi Satu Indonesia Awards 2023, kategori Individu, untuk bidang UMKM/Kewirausahaan, dengan judul kegiatan Rumah Produksi Gula Semut Asli dari Sumatera Barat.

Mila Rahmi.
Sumber: IG @gelora_minangkabau

Apa itu Gula Semut?

Gula semut adalah gula merah dalam bentuk bubuk, dengan bahan dasar nira dari pohon kelapa atau pohon aren. Disebut gula semut karena dalam bentuk gundukan, bentuknya mirip rumah semut di permukaan tanah.

Gula Semut Asli Gelora Minangkabau.
Sumber: IG @gelora_minangkabau.

Gula semut produksi Mila Rahmi berasal dari pohon aren. Pohon aren atau sering juga disebut enau adalah palma terpenting setelah kelapa karena  serbaguna.

Nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon aren adalah bahan mentah untuk gula semut. Bunga mayang atau bunga aren yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga terhambat. Sari makanan yang seharusnya digunakan untuk proses pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Karena penumpukan itu, mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap, atau disebut juga dengan proses penyadapan.

Proses Pembuatan Gula Semut

Proses pembuatan gula semut dari nira adalah sebagai berikut:

  •           Air nira disadap dua kali sehari.
  •           Air nira disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotor.
  •           Air nira dimasak dengan suhu tinggi hingga kental.
  •           Kecilkan api, dan aduk nira kental terus hingga kering.
  •           Dinginkan nira yang sudah kering.
  •           Nira kering digiling dan diayak.
  •           Nira bubuk dikeringkan dan dikemas.
  •           Nira bubuk atau gula semut siap dipasarkan.

Kenapa Harus Gula Semut?

Banyak orang memilih beralih dari gula pasir ke gula semut karena gula semut diklaim memiliki indeks glikemik lebih rendah dari gula pasir. Indeks glikemik adalah indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam makanan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Gula semut memiliki indeks glikemik rendah artinya gula semut tidak akan cepat meningkatkan kagar gula darah dalam tubuh jika kita mengonsumsinya. Ini karena karbohodrat dalam gula semut dicerna lebih perlahan, sehingga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah yang drastis seperti yang akan terjadi jika kita mengonsumsi gula pasir. Tentu ini adalah kabar baik untuk orang-orang yang ingin mengonsumsi makanan dan minuman manis tetapi tetap ingin berpola hidup sehat.

 

Gula semut

Gula pasir

Indeks glikemik

38

68

Kalori

368 kal/100 gr

394 kal/100 gr

 

Namun, tetap harus diingat untuk tetap mengonsumsi gula semut dalam kuantitas yang sewajarnya saja ya. Jangan mentang-mentang gula semut memiliki indeks glikemik yang rendah, lalu malah jadi mengonsumsinya secara berlebihan. Intinya, kita tetap harus bijak dalam mengonsumsi gula semut, ya.

Bersama Berkarya Berkelanjutan

Bukti dari keberlanjutan usaha UMKM Gelora Minangkabau adalah adanya beragam inovasi produk lain yaitu gula aren cetak, jahe bubuk, dan nira cair.

Cara membuat nira cair adalah:

  •           Cairan nira yang disaring kemudian dimasak selama kurang lebih dua jam
  •           Masak terus sampai cairan nira berwarna kecokelatan, lalu kecilkan api.
  •       Matikan api jika kekentalan nira dirasa sudah cukup.
  •           Nira yang sudah kental didinginkan.
  •           Aren cair dikemas dalam botol higienis.
  •           Aren cair siap dipasarkan.

Ini semua dilakukan demi memenuhi keinginan pasar yang berbeda-beda.

Yang bisa diteladani dari Mila Rahmi juga adalah kerja kerasnya untuk menyebarkan informasi tentang produk-produknya lewat berbagai event. Segala event dari ujung atas sampai ujung bawah Sumatera dilakoninya. Tentu ini adalah agar masyarakat yang lebih luas mengetahui produk-produknya dan pada akhirnya bisa menjadi sasaran pasar yang aktif.

Gula Semut Asli mendekat kepada konsumen.

Mila Rahmi di kegiatan pameran UMKM Sumatera Barat.
Sumber: IG @gelora_minangkabau.

Mila Rahmi memahami bahwa dia bukan hanya memperjuangkan impian dan cita-citanya agar Gelora Minangkabau bisa terus bertahan dan berkembang, tetapi juga memperbaiki kehidupan ekonomi para pekerja yang bekerja di bawah naungan UMKM-nya. Sungguh Mila Rahmi telah mewujudkan karya bersama yang berkelanjutan dengan gula semut dan Gelora Minangkabaunya.

Sumber: 

https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2024/assets/files/2024/List-Penerima-Apresiasi-SATU-Indonesia-Awards-2010-2023.pdf diakses 19 Oktober 2024.

https://www.instagram.com/gelora_minangkabau/

https://www.instagram.com/milarahmi10/

No comments:

Post a Comment