Remaja, Masa-masa Tersulit
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 25/2014, rentang usia remaja ada
di antara 10-18 tahun. Menurut WHO, rentang usia remaja ada di antara 12-24
tahun. Berapa pun itu, sulit rasanya menjadi remaja. Saat usia tak lagi kanak-kanak
yang serba dipandu dan dibantu baik oleh orang tua mau pun guru. Karena sudah
bukan kanak-kanak, remaja mulai mendapat tanggung jawab yang lebih besar. Untuk
apa? Untuk menentukan jalan hidup yang akan diambilnya nanti.
Masa
remaja adalah masa-masa pencarian jati diri atau identitas diri. Maksudnya,
remaja mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali dirinya sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan apa?
Remaja seharusnya sudah harus tahu, apa yang baik untuknya? Apa yang tidak baik untuknya? Apa yang disukainya? Apa yang tidak disukainya? Mau jadi apa kalau sudah besar nanti?
Kenapa
pertanyaan-pertanyaan di atas harus dijawab? Karena akan tiba masanya, remaja diharapkan
untuk menjadi sosok dewasa yang mandiri. Mandiri berarti bisa menghidupi diri
sendiri tanpa tergantung lagi pada orang lain. Untuk bisa menghidupi dirinya
sendiri, dia harus memiliki penghasilan lewat bekerja di suatu bidang yang
sebaiknya sesuai dengan minat dan bakatnya, agar pekerjaan itu bisa dijalaninya
dengan bahagia.
Untuk
menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan tadi, remaja sering kali mencari ke
tempat-tempat yang tidak bisa memberikan jawaban yang benar. Seperti apa
tempat-tempat itu? Misalnya rumah dengan orang tua yang kurang memiliki pengetahuan
yang cukup. Atau mungkin orang tua yang lelah dan pemarah, sehingga bahkan
remaja enggan untuk bertanya. Jangankan bertanya, untuk mendekat pun enggan.
Tempat-tempat
lain misalnya adalah sekolah dengan guru-guru yang bersikap merendahkan atau
mentertawakan keingintahuan anak-anaknya. Sekolah yang menekan curiosity
dan mengedepankan kepatuhan buta.
Tempat lain
adalah kawan-kawan sebaya yang juga sebenarnya tidak memiliki pengetahuan mencukupi
tentang masa remaja. Lalu mereka bersama-sama coba-coba saja, mencari hal-hal
yang enak dan menyenangkan, menghindari upaya belajar bertanggung jawab karena
memang tanggung jawab itu berat dan tidak menyenangkan, bukan?
Lalu
saat-saat menyenangkan yang semu itu berubah menjadi petaka. Remaja terjerumus
ke dalam pergaulan bebas, pernikahan dini, ketergantungan pada rokok, penyalahgunaan
obat terlarang dan narkoba.
Sungguh
masa remaja adalah masa-masa yang sulit.
Baca juga: Andy Suryansyah, Bersama Falle Berantas Nyamuk Sehatkan Masyarakat
Kenapa Harus Peduli Remaja?
Kenapa remaja
harus dipedulikan? Kenapa mereka tidak bisa dibiarkan saja berjalan apa adanya?
Karena generasi
remaja adalah salah satu generasi terpenting yang akan membentuk bangsa. Generasi
remaja adalah penerus masa depan, pengganti generasi yang mengendalikan negara
saat ini. Mereka memiliki potensi besar untuk membawa perubahan. Pendidikan, karakter
remaja, dan peran aktif mereka menentukan kemajuan bangsa.
Bayangkan
jika yang ada remaja yang ada saat ini adalah generasi remaja yang terpuruk,
tidak terdidik dan tidak tahu arah. Masa depan seperti apa yang akan dihadapi bangsa
ini?
Yoga
Andhika Inisiasi Laskar Pencerah
Yoga Andhika sang inisiator Laskar Pencerah. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Beruntungnya ada seorang Yoga Andhika yang memiliki kepedulian tinggi terhadap remaja. Diawali sejak masa SMP, dia sudah menunjukkan kepedulian tinggi tentang kaum remaja di sekitarnya. Dia merasa iba pada banyak remaja yang tidak bersekolah dan kurang pengetahuan tentang berbagai permasalahan remaja. Namun dia juga yakin, remaja akan memiliki masa depan cerah dan panjang jika dibina dengan baik. Itulah yang melatarbelakangi pemuda kelahiran 30 Juni 1997 ini dalam membentuk gerakan Laskar Pencerah di Pasuruan, Jawa Timur.
Tim Laskar Pencerah. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Gerakan Laskar Pencerah bermula di pelosok Tosari, Pasuruan. Sasarannya adalah remaja usia SMP hingga SMA. Mereka diberi berbagai penyuluhan tentang pernikahan dini, bahaya seks pranikah, efek negatif miras dan nikotin serta tata cara hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Yoga
miris bercampur prihatin melihat banyaknya remaja di kampung kelahirannya itu menikah
di usia dini. Di tahun 2013, tercatat 45,4 persen dari 4023 remaja telah
menikah di bawah usia 19 tahun. Yoga juga menarik hasil dari data yang
dikumpulkannya, bahwa pada tahun 2008-2012, ada 45 siswi SMP yang terpaksa keluar
sekolah karena hamil.
Di
rentang tahun yang sama, 110 ibu melahirkan di bawah usia 20 tahun. Pada usia
ini, sesungguhnya fisik seorang perempuan belum siap untuk melahirkan. Risikonya
sangat besar baik bagi ibu maupun bayi. Saat bayi lahir pun, ibu-ibu yang
sangat muda ini kebanyakan tidak memiliki pengetahuan yang layak untuk mengasuh
dan memelihara bayi.
Baca juga: Maharani, Sang Sahabat Petani Gaharu
Misi Laskar Pencerah
Melihat
keadaan yang mengenaskan tersebut, Yoga Andhika dan Tim Laskar Pencerah tidak
bisa tinggal diam. Mereka mengadakan program Posyandu Remaja. Berbekal pengetahuan
dari pihak Puskesmas, mereka memberikan penyuluhan, berbarengan dalam kegiatan
Posyandu yang diadakan satu bulan sekali di setiap desa.
Posyandu
Remaja menjadi program unggulan Laskar Pencerah. Di Posyandu Remaja, para
remaja diberikan pemahaman mengenai kesehatan dan juga tips dan trik untuk
menjadi remaja yang sehat dan cerdas.
Di
Posyandu Remaja juga diberikan motivasi dan solusi untuk menjadi remaja sehat
dan unggul. Caranya adalah dengan membakali para remaja dengan materi
pengembangan diri dan life skill.
Ada Apa di Posyandu Remaja?
Posyandu Remaja di Pegunungan Tengger. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Saat remaja datang ke Posyandu Remaja, dia diarahkan untuk pengukuran dan pencatatan antropometri, yaitu penilaian ukuran dan komposisi tubuh. Hal ini dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan remaja. Setelah itu, diberikan konseling dan edukasi gizi. Terkadang diadakan juga senam kesegaran jasmani bersama agar kegiatan lebih bervariasi dan tidak membosankan.
Posyandu
Remaja ini diinisiasi oleh Yoga dan kawan-kawan untuk menyiasati kondisi
geografis yang sulit didatangi oleh sumber daya manusia yang terbatas. Fasilitas
kesehatan yang tidak banyak juga membuat remaja sulit mengakses pelayanan
kesehatan yang diperlukan.
Pencapaian Laskar Pencerah
Yoga
dan kawan-kawan berusaha sekuat tenaga agar 100 persen remaja di Kecamatan
Tosari dapat mengikuti kegiatan Posyandu Remaja.
Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Berawal dari satu desa yaitu Wonokitri, Posyandu Remaja kini telah menjangkau 8 desa dengan 8 Posyandu Remaja di Kecamatan Tosari. Di setiap posyandu ada 5 kader remaja yang berasal dari desa setempat dan difasilitasi oleh Tim Laskar Pencerah. Setiap posyandu itu telah ada struktur organisasi, jadwal rutin bulanan, dan rencana kurikulum komunikasi, informasi dan edukasi. Kader remaja itu telah mampu untuk menjadi pendidik teman sebayanya.
Penyuluhan remaja. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Selain berkegiatan di Posyandu Remaja, Laskar Pencerah juga memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah SMP dan SMA mengenai pendidikan seks. Setiap bulan tim ini memberikan penyuluhan di 6 SMP dan 3 SMA bersama 14 tenaga relawan. Sama seperti di Posyandu Remaja, siswa-siswi ini juga mendapat bekal kaderisasi untuk selanjutnya bisa menjadi agen-agen perubahan pemberdayaan kesehatan remaja bagi kawan-kawan sebayanya.
Penyuluhan di sekolah. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
Untuk mendidik kaum remaja tentang bahaya rokok, Laskar Pencerah membuat mading yang menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok dan betapa sehatnya hidup tanpa rokok. Ini terutama sangat penting karena masih banyaknya remaja usia sekolah yang merokok.
Remaja, Masa-masa Terbaik
Di
banyak kasus, ketidaktahuan tentang dampak negatif lah yang menyebabkan para
remaja terjerumus ke dalam budaya hidup yang tidak sehat. Beruntungnya bagi
para remaja ini, ada Yoga Andhika dan Tim Laskar Pencerah yang memiliki
kepedulian untuk membuka gerbang pengetahuan bagi para remaja ini.
Ditemani Yoga dan Tim Laskar Pencerah, para remaja di pelosok Tosari bisa bermimpi untuk
tidak lagi merasakan masa-masa sulit. Bersama program Posyandu Remaja, kaum remaja
ini bisa menjalani masa-masa terbaik di hidupnya, menjadi produktif, cerdas,
dan berprestasi. Bersama Tim Laskar Pencerah, para remaja Tosari akan bisa
menyongsong masa depan yang cerah.
Dedikasi
nyata dan mengagumkan Yoga Andhika dan Laskar Pencerah ini sungguh pantas
mendapat apresiasi dari SATU IndonesiaAwards di tahun 2016, di kategori Individu, bidang Kesehatan dengan judul
kegiatan Laskar Pencerah di Pasuruan, Jawa Timur.
Laskar Pencerah meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2016. Sumber: IG @laskar.pencerah. |
SATU Indonesia Awards atau Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi PT Astra International Tbk. untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Sumber:
https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1763393-laskar-pencerah-upaya-yoga-andhika-bina-remaja-untuk-hidup-sehat-dan-jauhi-hal-negatif?page=3 diakses 3 November 2024.
https://www.kompasiana.com/sumiyatisapriasih0787/6534eb78edff762e232fea12/yoga-andika-pendiri-gerakan-laskar-pencerah-di-pasuruan diakses 3 November 2024.
https://www.instagram.com/laskar.pencerah/
No comments:
Post a Comment